Jumat, 05 September 2014

Kurikulum 2013, Siswa Banyak PR (?)


Kurikulum 2013 secara konseptual memang memiliki kelebihan dibanding dengan kurikulum sebelumnya. Pembelajaran diarahkan pada bagaimana siswa belajar, bukan bagaimana guru mengajar. Siswa diberi peluang untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Muaranya adalah percepatan upaya peningkatan kualitas pendidikan.

Namun dikhawatirkan, kurikulum 2013 sarat muatan sehingga beban belajar siswa menjadi lebih berat. Mengarifi hal ini, guru diharapkan tidak terjebak dalam pembelajaran yang monoton. Di akhir pembelajaran selalu memberi pekerjaan rumah (PR) yang tidak sedikit. Selalu menganjurkan siswa untuk mencari sumber dan bahan belajar di rumah padahal pulang sekolah sudah sore. Ini patut menjadi bahan pemikiran.

Esensi kurikulum 2013 sebenarnya terfokus kepada aspek sikap dan tingkah laku. Dalam materi pembelajaran dari setiap mata pelajaran mengandung muatan dan nilai karakter yang baik. Sebagai contoh, ketika siswa belajar lensa mata manusia, terselip nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan berupa rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan-Nya. Kemudian sikap untuk memelihara kesehatan mata agar tidak mengalami kerusakan sebelum waktunya.

Karakter anak di suatu sekolah masih menjadi pertimbangan utama pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Begitu pula sarana dan prasarana yang tersedia.  Namun keterbatasan fasilitas belajar yang dimiliki sekolah tidak menjadi alasan bagi guru untuk memberikan PR “seenaknya”.

Memberi PR pada siswa merupakan langkah yang cukup positif agar anak belajar di rumah. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sudah dijelaskan di sekolah. Akan tetapi pekerjaan rumah yang terlalu banyak, apalagi semua mata pelajaran dalam setiap hari memberikan PR, apa jadinya? Siswa akan kewalahan dan kehilangan waktu istirahat.

Tentu saja, sebagai orang tua kita berharap, kurikulum 2013 tidak semestinya terlalu membebani siswa dengan berbagai tugas dan pekerjaan rumah. Siswa adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Proses pendidikan yang mereka lalui hendaknya bersifat humanis dan manusiawi. Yang menjadi catatan penting adalah pemberian tugas rumah sesuai dengan taraf berfikir dan perkembangan siswa.

Sumber : http://www.matrapendidikan.com/2014/08/kurikulum-2013-siswa-banyak-pr.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar